Terima Kasih

Kamis, 19 September 2013

Makalah Kerajaan Malayu



TUGAS MAKALAH

KERAJAAN MALAYU

                                                                                                                            
OLEH :
                                      AMAN MA’RUF               : A1A2 11 083
                                      LA ODE AHMAD RIFAI : A1A2 11 081
                                      MILDA SISWANI            : A1A2 11 082
                                      SARIFA                             : A1A2 11 084

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji Syukur Alhamdulillah, tak lupa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya lah sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktu yang telah di tentukan. Dengan pokok bahasan “Kerajaan Malayu”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Guna melengkapi atau memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan dapat memberikan  manfaat bagi pembaca pada umumnya. 

                                                                                                                  Kendari 19 November 2011



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………..……..  i
KATA PENGANTAR…………………………...…………...  ii
DAFTAR ISI………………………………………………...  iii
BAB I PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG……………………………………….  1
B.     RUMUSAN MASALAH…………………………………….  1
C.     TUJUAN……………………………………………………..  2
D.     METODE PENULISAN…………………………………….  2
BAB II PEMBAHASAN
A.     LETAK KERAJAAN MALAYU……………………………  3
B.     ZAMAN KERAJAAN MALAYU…………………………..  4
C.     RAJA-RAJA KERAJAAN MALAYU………………………  6
BAB III PENUTUP
A.     KESIMPULAN………………………………………………  8
B.     SARAN………………………………………………………  8


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Ada beberapa banyak kerajaan – kerajaan di Indonesia, yang di antaranya ialah kerajaan Malayu yang terletak di Sumatra. Kerajaan malayu merupakan kerajaan yang menimbulkan banyak tanggapan - tanggapan dari para ahli mengenai di mana letaknya. Yang di karenakan tidak adanya bukti – bukti maupun sumber – sumber  yang cukup kuat yang menjelaskan di mana letak kerajaan ini. Letak dari kerajaan malayu ini menimbulkan sedikit perbedaan di kalangan para ahli. Ada yang menduga kerajaan ini berada di daerah jambi sekarang, tetapi dari sumber – sumber yang kemudian orang mengatakan Malayu letaknya di Semenanjung Tanah Malayu,
 Kerajaan ini pernah di kuasai oleh kerajaan sriwijaya, dan secara politik berada dalam kekuasaan sriwijaya. Tetapi pada abad ke-17 kerajaan ini kembali berkuasa di Sumatra, di bawah pimpinan raja Adityawarman putra dari Adwayawarman. Kerajaan ini kembali berkuasa setalah kerajaan Sriwijaya di taklukkan dalam ekspedisi pamalayu yang di lakukan oleh kerajaan Singhasari.
Kerajaan Malayu merupakan kerajaan yang beberapa kali tidak di dengar beritanya dan kemudian muncul kembali dan merebut kekuasaan di Sumatra. Dengan beberapa raja – raja yang pernah memerintah atau memimpin di kerajaan Malayu ini.

B.   RUMUSAN MASALAH
a.)    Letak kerajaan malayu.
b.)    Zaman kerajaan malayu.
c.)    Raja - raja yang pernah memimpin kerajaan malayu.




C.   TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah dengan melihat kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai sejarah – sejarah kerajaan yang pernah ada di Indonesia. Sehingga dengan pembahasan dalam makalah kami ini, penulis berharap dapat memberikan sedikit manfaat buat rekan – rekan mahasiswa yang lain. Dan mampu menambah wawasan mahasiswa tentang kerajaan – kerajaan yang pernah ada di Indonesia pada umumnya dan di Sumatra pada khususnya.


D.  METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini ialah dengan membaca buku – buku panduan tentang sejarah - sejarah di Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN

A. LETAK KERAJAAN MALAYU
            Latak kerajaan malayu menimbulkan banyak kontrofersi karena banyaknya tanggapan–tanggapan dari para ahli sejarah mengenai hal ini. Sebab tidak adanya bukti-bukti peninggalan yang dapat menyatakan dengan pasti letak dari kerajaan ini. Ada beberapa tanggapan dari para ahli tentang letak dari kerajaan malayu di antaranya ialah sabagai berikut.
Dari kitab sejarah dinasti T’ang kita pertama kalinya menjumpai pemberitaan tentang datangnya utusan dari daerah Mo-lo-yeu di cina pada tahun 644 dan 645. Nama Mo-lo-yeu ini mungkin dapat di hubungkan dengan kerajaan malayu, yang letaknya di pantai timur Sumatra dengan pusatnya di sekitar jambi.
Dan mengenai letak malayu ini ada sedikit perbedaan pendapat di kalangan para ahli. Ada yang menduga malayu ini letaknya di daerah jambi sekarang. Tetapi dari sumber – sumber yang kemudian, orang mengatakan malayu letaknya semenanjung tanah malayu.
Dari berita I-tsing, maka kita dapat tahu bahwa dalam perjalanan dari India ke Cina orang melalui pelabuhan Malayu. Dan dari pelabuhan ini, orang naik perahu ke arah utara menuju Kwang-tung. Pelayaran dari Sriwijaya ke Malayu memakan waktu lima belas hari lamanya. Dari malayu untuk menuju ke Chieh-cha (Kedah) orang harus berganti arah yaitu ke utara dan lama pelayaran lima belas hari. Jadi jika demikian jarak antara Malayu dengan Sriwijaya kurang lebih sama dengan jarak Malayu ke Kedah.
Satu hal yang menarik perhatian dari cerita perjalanan I-tsing ialah pernyataan bahwa dari malayu ke kedah ia “berganti arah”. Menurut Moens berarti arah malayu – sriwijaya haruslah barat laut – tenggara, karena arah malayu kedah ialah tenggara – barat laut. Berdasarkan hal ini Moens menempatkan sriwijaya sebelum pindah di muara takus, terletak di daerah timur jazirah malaka. Pernyataan ini ia hubungkan dengan prasasti kedukan bukit, yang menurut anggapannya merupakan peringatan penguasaan malayu oleh sriwijaya. Setelah penguasaan malayu, pusat kerajaan tidak berpindah ke Palembang tetapi ke daerah muara takus.
Slametmuljana berdasarkan keterangan I-tsing menyimpulkan bahwa pada abad ke-7, malayu malayu terletak di muara suangai batang hari atau yang sekarang kita kenal dengan kota jambi. Sementara itu Soekmono menyatakan bahwa dari segi arkeologinya tidak ada bahan yang dengan meyakinkan dapat menyokong pendapat Moens untuk menempatkan sriwijaya di muara takus. Di tambah dengan hasil rekontruksi pantai daerah Pekanbaru dan Rengat, yang tidak menghasilkan unsur – unsur yang cukup kuat untuk menempatkan sriwijaya di daerah khatulistiwa, maka kiranya dapat di simpulkan bahwa kedudukan jambi menjadi semakin kuat sebagai pusat sriwijaya, kalau saja dapat di pastikan bahwa malayu bukan di jambi letaknya.
Pendapat terbaru mengenai letak Malayu di kemukakan oleh Boechari dalam analisanya mengenai perjalanan dari Malayu ke Kedah. Dalam berita I-tsing di sebutkan bahwa setelah sampai di Malayu, pelayaran berubah arah menuju Kedah. Malayu ini letaknya di sebelah selatan Kedah dan pelayaran ke Kedah memekan waktu lima belas hari, seperti halnya pelayaran Sriwijaya ke Malayu. Oleh karena itu, Malayu ini haruslah terletak di tengah perjalanan Sriwijaya (di daerah Batang Kuantan) ke Kedah, kira – kira 3o di sebelah Utara Khatulistiwa, di pantai timur Sumatra dekat sungai Asahan atau di pantai barat Malaysia dekat Port Swettenham. Tetapi dalam hal ini ia lebih cenderung untuk menempatkan Malayu di pantai Timur Sumatera, sebab I-tsing harus merubah arah pelayarannya untuk mencapai Kedah.
Tetapi hampir semua ahli sejarawan sepakat bahwa kerajaan Malayu berlokasi di hulu sungai Batanghari sebab pada alas arca Amoghapas yang di temukan di padangroco terdapat prasasti bertarikh 1208 saka pada tahun 1286 yang menyebutkan bahwa arca itu merupakan hadiah dari nraja Kartanegara (raja singasari) kepada raja Malayu.
B. ZAMAN KERAJAAN MALAYU
            Kerajaan Malayu adalah kerajaan tertua di Indonesia yang muncul pada abad ke-7. Dan pada saat itu secara politik berada di bawah kekuasaan kerajaan sriwijaya. Kerajaan ini mempunyai kemampuan untuk mengontrol perdagangan di Selat Malaka sebelum di rebut oleh kerajaan sriwijaya pada tahun 685. Kerajaan malayu ini mulai di kuasai oleh kerajaan Sriwijaya pada tahun 685, hal ini di buktikan dengan catatan I-tsing yang mengatakan bahwa bahwa pada saat berangkat menuju India tahun 671 Malayu masih menjadi kerajaan merdeka sedangkan ketika kembali tahun 685 negeri ini telah di kuasai olah kerajaan Sriwijaya. Dan juga sesuai keterangan I-tsing yang dapat di simpulkan bahwa pada sekitar tahun 685 kerajaan Sriwijaya telah mengembangkan kekuasaannya, dan salah satu Negara yang di taklukkannya ialah Malayu.
            Dan setelah kerajaan Malayu di kuasai oleh kerajaan Sriwijaya, untuk jangka yang cukup lama tidak ada lagi yang menjumpai nama Malayu disebut – sebut dalam sumber – sumber sejarah. Baru pada pertengahan akhir Abad ke-8 baru lagi dapat di jumpai nama Malayu di dalam kitab Pararaton dan kitab Nagarakertagama. Di dalam sumber itu di sebutkan bahwa pada tahun 1275, raja Kartanegara dari kerajaan jawa (raja Singhasari) mengadakan ekspedisi penaklukkan ke Sumatra dan ekspedisi tersebut di sebut dengan Ekspedisi Pamalayu. Ekspedisi ini ternyata mempunyai hubungan erat dengan ekspedisi kerajaan Mongol yang sedang giat di lancarkan oleh Khubhilai Khan untuk menguasai daerah Asia Tenggara dan juga dalam rangka politik perluasan kekuasaan kerajaan singhasari. Ekspedisi ini berhasil menjalin hubungan persahabatan antara Singhasari dan Malayu. Untuk mempererat hubungan persahabatan ini, pada tahun 1208 (1286) masehi raja Sri Kertanegara Wikramadharmottunggadew, mengirim sebuah arca Buddha Amoghapasalokeswara beserta empat belas pengiringnya ke Malayu sebagai hadiah. Penempatan arca ini di Dharmasraya di pimpin oleh empat orang pejabat tinggi dari jawa. Pemberian hadiah ini membuat seluruh rakyat Malayu sangat bergirang hati terutama rajanya yang bernama Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa. Keterangan mengenai hadiah ini tertulis pada bagian lapik (alas) arca Amoghpasa itu sendiri. Arca ini di ketemukan kembali di daerah Sungai Langsat dekat sijunjung, di daerah hulu sungai batang hari.
            Setelah peristiwa ini, tidak ada lagi keterangan lainnya mengenai keadaan di Sumatera, baru kemudian pada masa pemerintahan Tribhuwanottunggadewi Jayawisnuwardhani (1328 – 1350) kita memperoleh sedikit keterangan tentang daerah Malayu. Dan rupa - rupanya kerajaan Malayu ini menjadi pusat kekuasaan di Sematera, sedangkan Sriwijaya setelah adanya ekspedisi pamalayu dari raja kertanegara, tidak pernah lagi ada beritanya.



C.   RAJA – RAJA YANG PERNAH MEMERINTAH DI KERAJAAN MALAYU
Berikut ini ialah raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Malayu.
Tarikh
Nama Raja atau Gelar
Ibu kota
Prasasti, catatan pengiriman utusan ke Tiongkok serta peristiwa
671

Minanga
Berita cina, catatan perjalanan I-tsing (634-713). Dan Prasasti Kedutan Bukit tahun 628, penaklukkan Minanga oleh Sriwijaya.
682-1156


Di bawah kekuasaan Sriwijaya.
1157-1182


Belum ada berita.
1183
Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
Dharmasraya
Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan Thailand, perintah kepada bupati Grahi yang bernama maha Senapati Galania supaya membuat arca Budha seberat 1 Bhara 2 tula dengan nilai emas 10 tamlin.
1184-1285


Belum ada berita
1286
Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
Dharmasraya
Prasasti Padang Roco tahun 1286 di Suguntur (Kabupaten Dharmasraya sekarang), pengiriman arca Amoghapasa sebagai hadiah raja Singhasari kepada raja Malayu.
1316
Akarendrawarman
Dharmasraya atau Suruaso
Prasasti Suruaso (Kabupaten Tanah Datar sekarang)

1347
Suruaso atau Pagaruyung
Arca Amoghapasa,tahun 1347 di (Kab. Dharmasraya sekarang),
Pindah ke Suruaso, Prasasti Suruaso (Kabupaten Tanah Datar sekarang), Pengiriman utusan ke Cina sebanyak 6 kali dalam rentang waktu 1371 sampai 1377 pada masa Dinasti Ming.
1375
Pagaruyung

Prasasti Batusangkar (Kab. Tanah Datar sekarang).




BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Kerajaan Malayu merupakan kerajaan yang tertua di Indonesia dan terletak di pantai Timur Sumatra, yang tepatny di hulu sungai Batang Hari. Kerajaan ini pernah di kuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Tetapi pada abad ke-17 kerajaan ini mampu menguasai kembali selat malaka setelah karajaan Sriwijaya di taklukkan dalam Ekspedisi Pamalayu.

B.   SARAN
Adapun saran yang dapat penulis tuangkan dalam penyusunan makalah ini ialah sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mencintai Negara ini dan mengetahui sejarah – sejarah yang ada di dalamnya. Baik itu sejarah – sejarah kerajaan yang pernah ada di Indonesia maupun sejarah peperangan untuk mencapai kemerdekaan untuk menjadi satu bangsa yang mengatur wilayahnya sendiri tanpa ada campur tangan dari Negara – negara lain. Sehingga kita tahu bagaimana sulitnya bangsa ini terbentuk dan mampu menjaga atau pun melindunginya agar tidak di remehkan oleh Negara – negara lain. Selain itu kita dapat mengetahui peninggalan – peninggalan asli dari nenek moyang sebelum kita dan menjaganya sehingga tidak di klaim oleh Negara lain yang ingin mengambilnya dari tangan kita.


DAFTAR PUSTAKA

Poesponegoro, Marwati Djoened. 1993. Sejarah Nasional Indonesia II. Balai Pustaka: Jakarta








 

1 komentar:

  1. Terima kasih sudah mengingatkan saya tentang sejarah asal usur leluhur saya. Yang anda tulis sangat berarti dan saya sangat menghargai itu. Sekian terima kasih

    BalasHapus